Selasa, 26 Juli 2016

Ketika Pernikahan Tak Sesuai Harapan

 Ketika Pernikahan Tak Sesuai Harapan: Pernikahan adalah karunia Allah yang layak disyukuri. Lantas, jika kita mendapati ada diantara kita yang justru menyesal atau kecewa da...

Sabtu, 02 April 2016

Hampa

ketika kau lukai aku..
Aku bagai anak kecil yang tak mampu menahan kepiluan hati..
Aku bimbang..
Aku pupus dalam tanya...
yang terus saja menunas..
sejenak langkahku terhenti merapi senyum..
ku lumat lara di hati..
pernahkah kau tahu..!
cinta ini..
rindu ini..
seketika menjadi bumerang bagiku...

Aku lelah meratap sedih sedangjauh di lelubuk hati perihnya tlah merona..
ketikapun mata tlah ku pejam..
pernakah kau lihat di sudut bibir ini,ku mendekap tangis..

Ada apa denganmu?
ku kenal dirimu bak bintang di hatiku..
apa adanya dirimu dan kekuranganmu..
tapi kenapa kau bagai sisa sisa debu yang mencumbui bayu..
kau cipta lara dalam sepi..
kau buat ku memintal tanya di stiap lipatan waktu..
lalu kau hilang begitu saja..
ku tak mengerti mahumu..
terlalu sering...
hingga ku rasa jiwaku bagai tak bernaluri..
Hampa...

Minggu, 13 Maret 2016

Ujian Kepercayaan

Masihkah kamu akan percaya pada-Ku bila Aku yang paling kamu percaya, ternyata adalah dalang dibalik kesedihan mu??

Masihkah kamu akan berfikiran positif pada-Ku bila akhirnya kamu tau bahwa Aku sengaja menyakiti mu?
Masihkah kamuuu, akan memuja ku saat kamu tau, Aku “terlihat” menghianati mu?

Masihkah kamuu?

Semakin dipikir, semakin saya merasa semua ujian yang Allah berikan apapun bentuknya, baik senang maupun sedih bermuara pada satu hal, rasa percaya...

Adakah diantara kita yang benci pada orang tuanya karena sang orang tua menelantarkan kita sejak bayi? atau sang orang tua menjual kita? atau sang orang tua dengan sengaja membunuh kita? atau kasus lebih ringan, sang orang tua melakukan KDRT? Bila kita benci pada orang tua karena semua hal diatas apapun alasan dia, sengaja atau tidak, kesimpulannya hanya satu, bahwa kita tidak memiliki kepercayaan yang kuat pada orang tua kita...

Allah menguji itu, inti dari kepercayaan..
Percayakah Nabi Ibrahim pada Allah, ketika Allah minta Ismail sebagai kurban? Ismail adalah anak yang luar biasa dinanti setelah sekian lama, kemudian ketika terlahir Allah meminta nyawanya pada sang ayah..Apakah itu hal yang mudah? of course nope!! Jangankan minta Ismail, orang jaman sekarang, mutusin pacar haramnya aja susaaaahnya minta ampun, udah kaya dimintain apa aja..

See? ujian kepercayaan saling berpaut erat dengan banyak sifat positif lainnya kaya rela berkorban, sabar, ikhlas, dan husnudzon. Tanpa rasa sabar, ikhlas, postive thingking, sebuah kepercayaan tidak akan terbentuk sempurna!!
Allah adalah variabel tetap dalam kehidupan kita, variabel bergeraknya adalah waktu, dan kondisi. Waktu akan terus berjalan, dan kondisi akan berubah. Manusia (orang-orang yang kita cintai), harta benda, kesehatan, kecantikan, kekuasaan semuanya hanya icon yang akan sirna oleh perubahan waktu. Daaaan, sayangnya kebanyakan kita justru fokus berlebihan pada variabel bergerak itu, yang hanya sesaat akan kita miliki..

Allah menguji kepercayaan kita, dengan menyimpan satu per satu hal disekeliling kita, yang pelan-pelan kita cintai, kemudian pada saat yang telah ditentukan Ia mengambil kembali apa yang sudah dicintai. Kemudian Allah berikan lagi hal-hal baru yang kelak akan kita cintai, dan hilang lagi. Teruuus seperti itu.
Allah menguji kepercayaan kita dititik terlemah diri kita hingga di titik terkuat diri kita. Jadi sebenernya ungkapan, “Apa yang Allah berikan pasti yang terbaik” itu bukan sekedar kata-kata penghibur, itu adalah bentuk kepercayaan kita. Kepercayaan juga sangat erat dengan rasa cinta. Karena kepercayaan berhubungan dengan pengorbanan. Dan cinta adalah pengorbanan.

Ketika kita mencintai sesuatu (orang tua, suami,anak, sahabat), Allah akan menguji apakah kita mencintai orang tua kita, suami kita, anak dan sahabat kita lebih besaaar daripada kita mencintai Allah? Maka Allah ambil mereka yang kita sayangi untuk melihat respon kita, apakah kita bisa menerimanya dengan sabar, ikhlas dan tetap husnudzon? ataukah kita uring-uringan ga jelas, bahkan kita jadi benci pada Allah atas takdir yang diberikan?

Hidup tidak lain adalah serangkaian ujian. Sangat bodoh, bila sampai tua masih saja kita tidak menyadari bahwa disetiap ujian, seharusnya kita bisa terus memperbaiki diri. Beruntunglah mereka yang setiap diuji sadar diri dan berusaha menunjukkan performa terbaiknya sebagai seorang hamba Tuhan.
Perjalanan hidup anak Adam tidak lebih dan tidak kurang dari sebuah perjalanan cinta antara kita dan Tuhan. Saya mencintai orang tua saya, suami saya, anak saya, sanak-keluarga, tapi diatas itu semua kita harus mencintai Allah melebihi apapun termasuk melebihi cinta pada diri sendiri..

Ketika hanya karena ingin pacaran, kita menghianati Allah, sudah kelihatan jelas seperti apa kualitas kita. Mungkin inilah hikmah kenapa surga dibangun 7 lapis, pun neraka dibagun 7 lapis.

Siapa sih super-hero kita? pacar kita? yaelah, suami kita aja belum tentu akan selalu ada disamping kita, belum tentu bisa nurutin kemauan kita, buat apa loyal-loyal amat ama manusia?
Coba liat deh baik-baik, Tuhan kita itu ga pernah absen ngeliatin kita, dengerin kita, jagain kita. Dia yang paling tau tentang kita melebihi siaaaaapaaa pun termasuk suami kita. Dia yang paling sayang sama kita melebihi siapapun didunia ini. Dia yang berkali-kalipun dilupakan oleh kita, tapi ga pernah bosen untuk terus menjaga kita. Dia adalah super-hero satu-satunya yang selalu ada diberbagai situasi dan kondisi terpelik-pun. Disaat tidak seorang pun termasuk orang yang paling kita cintai dapat menolong kita, Dia ada disana..
Manusia (baca keluarga, suami, sahabat) bisa menghianati mu. Tapi Allah ga akan pernah seperti itu. Ga akan..Itu adalah jaminan dan harga mati. Manusia tidak pantas diperbandingkan dengan Allah..ga pantas..

Bila kita menghianati Allah hanya karena seseorang, percaya deh bukan tidak mungkin suatu waktu dimasa depan, orang yang kita bela-belain dengan mengorbankan Allah akan melukai kita (senjata makan tuan). Tidak ada kebaikan yang bisa diambil dari perbuatan jahat. Sesuatu yang dimulai dengan hal yang tidak baik, tanpa tobat, akan berakhir tidak baik. Udah banyaklah contohnya .

Hidup kita tergantung dari bagaimana kita lulus dari ujian ini. Disetiap yang hilang dan kita korbankan ikhlas karena Allah, pasti akan Allah ganti dengan yang lebih baik . Alam semesta tak akan diam dari mendoakan orang-orang yang tulus berkorban karena ketakwaannya kepada Allah..

Ayo sadar diri bahwa hidup adalah rangkaian ujian, berikan performa terbaik, dan jangan pernah lupa untuk berdoa agar senantiasa diberi kemampuan melalui ujian-ujian kehidupan dengan baik.

Jumat, 26 Februari 2016

Ketika Harus Melepaskan Cinta

Melepaskan...

Hidup ini selalu berputar, tak selamanya kita berada dibawah dengan semua kepedihan dan tak selamanya kita diatas dengan segala kesenangan. ALLAH Maha Adil..

Hanya Allah ya yang Tahu mana yang terbaik untuk hamba Nya..

Ada perih disudut hati, ketika kita cerita tentang segala yg kita alami.. Setelah sekian lama kita bertahan Setelah sekian lama kita memendam luka.

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan. Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan..

Tetapi ada saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang bukan kerana orang itu berhenti mencintai kita melainkan kerana kita menyedari bahawa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

Sebenarnya kita berat melepaskan karna:
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kebahagiaan kita sangat bergantung pada orang itu.
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita merasa dia itu istimewa dibandingkan dengan yang lain.
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita takut tidak dapat menemui yang seperti dia lagi.
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika begitu banyak saat-saat indah bersamanya, sentiasa terbayang di benak kita.
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika hati kita berkata “Aku sangat mencintainya”.

Ingatlah..
Melepaskan bukanlah berakhirnya melainkan awal dari suatu kehidupan baru..
* Kita harus melepaskan seseorang karna kebahagiaan kita tidak tergantung padanya.
* Kita harus melepaskan seseorang karna kita menyedari yang istimewa belum tentu yang terbaik buat kita.
* Kita harus melepaskan seseorang karna kita tahu jika Allah mengambil sesuatu, Dia telah siap memberi yang lebih baik.
* Kita harus melepaskan seseorang ketika saat-saat indah hanyalah tinggal masa lalu.
* Kita harus melepaskan seseorang karna kita logika kita “tidak ada lagi yang dapat dipertahankan”.

Segala sesuatu ada waktunya, ada saat mempertahankan dan ada saat melepaskan…!

Kadangkala Allah mempertemukan kita dengan orang yang tidak tepat sebelum mempertemukan kita dengan orang yang tepat supaya kita bersyukur akan belajar daripada kurniaNYA dan belajar daripadanya …

Ketika harus melepaskan seseorang yang memang sangat berpengaruh pada kehidupan kita itu memang sulit. Kata ikhlas mungkin mudah tapi dalam penerapannya butuh waktu yang lama. Ketika Allah tidak menggariskan kita dengan seseorang yang kita inginkan/harapkan!!!
Tapi itulah kehidupan, kadang tidak berpihak sepenuhnya pada kita. Tapi yakinlah janji Allah akan selalu tepat.
Semoga yang belum menemukan jodoh lekas dipertemukan dengan jodoh yang terbaik.

Wanita Mencintai Pria yang Mencintainya

Mencintai bukan hanya dari dalam hati. Mencintai tidak egois. Mencintai bersumber dari dalam diri dan memancar dengan tindakan yang bertujuan membahagiakan yang dicintainya.
Seorang pria yang mencintai wanitanya akan selalu berusaha mentransfer kasih sayangnya kepada wanita itu. Pria itu menyukai semua hal yang melekat pada si wanita, dari sifat terbaik hingga terburuknya. Pria itu tidak akan meninggalkan si wanita ketika wanita itu marah padanya. Daripada meninggalkan, yang dilakukannya adalah meminta maaf meskipun tidak bersalah dan berusaha sekuat tenaga membuat si wanita tersenyum kembali. Pria yang mencintai seorang wanita selalu tahu semua hal yang disukai dan tidak disukai oleh si wanita. Pria itu bukannya menghakimi, melainkan berusaha menghargai preferensi si wanita. Pria itu akan menahan keinginannya untuk membanggakan diri dan dengan sabar mendengarkan semua cerita dari si wanita. Meskipun telah sangat bosan atau mengantuk, pria itu akan selalu berkata, “iya” atau mengangguk-anggukkan kepalanya ketika si wanita sedang mengeluhkan pekerjaan atau temannya. Meskipun harus merendahkan harga dirinya untuk merayu seorang wanita yang sedang merajuk, ia akan dengan setia menunggu hingga si wanita mau memaafkannya. Ketika si wanita sedang terpuruk, pria yang mencintai akan berusaha mengangkat kembali kepercayaan diri si wanita dengan mengingatkan segala kelebihan si wanita. Meskipun harus keberatan mengangkat belanjaan satu bulan atau menunggu berjam-jam di pinggir jalan, ia akan mengeluh tapi tetap melakukannya. Mengapa? Bukan karena ia takut dimarahi si wanita, tetapi karena ia tidak tega membuat si wanita kesusahan. Akhirnya, ketika semua cara dilakukan kemudian si wanita memilih pria lain karena begitu banyak alasan, si pria akan merestui keputusan si wanita. Meskipun hati pria itu sakit, yang terpenting baginya adalah kebahagiaan si wanita. Itulah bentuk dari mencintai!
Salah besar bila seorang pria yang kebetulan dianugerahi materi melimpah kemudian membanjiri si wanita dengan barang-barang mahal dan berharap telah mendapatkan hati si wanita selamanya. SALAH BESAR! Mungkin ada banyak wanita yang rela menikahi pria kaya yang tidak mengerti cara mencintai. Namun, wanita tersebut tidak benar-benar mencintai si pria kaya. Sebenarnya, yang dicintainya adalah harta pria tersebut. Pria kaya itu tidak pernah mendapatkan hati si wanita seutuhnya. Pria kaya itu adalah alat yang dipakai si wanita untuk menikahi harta melimpah yang didambakannya. Begitu pula ketika seorang wanita rela menikahi pria berkuasa atau pria terkenal. Yang dicintai wanita tersebut adalah kekuasaan atau ketenaran, bukan si pria. Itulah yang sebenarnya terjadi!
Hal yang paling menakjubkan dari ini semua adalah sifat setia seorang wanita pada pria yang dicintainya.

Jangan pernah remehkan penilaian dan intuisi seorang wanita!
Wanita selalu tahu siapa pria yang mencintainya dengan sepenuh hati dan siapa yang tidak. Namun, seperti yang telah kita bahas sebelumnya, mencintai juga harus dengan cara yang tepat. Mencintai adalah suatu kata kerja bukan kata benda. Bentuk dari mencintai adalah tindakan nyata. Buah dari mencintai adalah kebahagiaan orang yang dicintai. Laksana bunga, mencintai adalah air yang menyirami bunga tersebut dan orang yang dicintai adalah bunganya. Sang bunga akan mekar berseri karena air yang selalu dicurahkan dengan rutin oleh si pencinta.

Kamis, 25 Februari 2016

Jika ini jalan untuk ku

Aku telah kehilangan sebuah pilihan didalam hidupku, setelah apa yang menjadi pilihan hatiku tak pernah kutemukan lagi...

Aku yang akan terus berjalanan dalam takdirku, sesungguhnya tidak ada lagi kebahagiaan yang aku miliki didalam hidupku, namun sisa-sisa jalan hidup ini harus terus aku lewati meski harus kulewati didalam kesendirianku...

Apakah yang harus kucari lagi didalam hidup ini, selain menuntaskan langkah-langkah jalan takdir dan melewatinya dengan rasa kekosongan...