Selasa, 26 Juli 2016

Ketika Pernikahan Tak Sesuai Harapan

 Ketika Pernikahan Tak Sesuai Harapan: Pernikahan adalah karunia Allah yang layak disyukuri. Lantas, jika kita mendapati ada diantara kita yang justru menyesal atau kecewa da...

Sabtu, 02 April 2016

Hampa

ketika kau lukai aku..
Aku bagai anak kecil yang tak mampu menahan kepiluan hati..
Aku bimbang..
Aku pupus dalam tanya...
yang terus saja menunas..
sejenak langkahku terhenti merapi senyum..
ku lumat lara di hati..
pernahkah kau tahu..!
cinta ini..
rindu ini..
seketika menjadi bumerang bagiku...

Aku lelah meratap sedih sedangjauh di lelubuk hati perihnya tlah merona..
ketikapun mata tlah ku pejam..
pernakah kau lihat di sudut bibir ini,ku mendekap tangis..

Ada apa denganmu?
ku kenal dirimu bak bintang di hatiku..
apa adanya dirimu dan kekuranganmu..
tapi kenapa kau bagai sisa sisa debu yang mencumbui bayu..
kau cipta lara dalam sepi..
kau buat ku memintal tanya di stiap lipatan waktu..
lalu kau hilang begitu saja..
ku tak mengerti mahumu..
terlalu sering...
hingga ku rasa jiwaku bagai tak bernaluri..
Hampa...

Minggu, 13 Maret 2016

Ujian Kepercayaan

Masihkah kamu akan percaya pada-Ku bila Aku yang paling kamu percaya, ternyata adalah dalang dibalik kesedihan mu??

Masihkah kamu akan berfikiran positif pada-Ku bila akhirnya kamu tau bahwa Aku sengaja menyakiti mu?
Masihkah kamuuu, akan memuja ku saat kamu tau, Aku “terlihat” menghianati mu?

Masihkah kamuu?

Semakin dipikir, semakin saya merasa semua ujian yang Allah berikan apapun bentuknya, baik senang maupun sedih bermuara pada satu hal, rasa percaya...

Adakah diantara kita yang benci pada orang tuanya karena sang orang tua menelantarkan kita sejak bayi? atau sang orang tua menjual kita? atau sang orang tua dengan sengaja membunuh kita? atau kasus lebih ringan, sang orang tua melakukan KDRT? Bila kita benci pada orang tua karena semua hal diatas apapun alasan dia, sengaja atau tidak, kesimpulannya hanya satu, bahwa kita tidak memiliki kepercayaan yang kuat pada orang tua kita...

Allah menguji itu, inti dari kepercayaan..
Percayakah Nabi Ibrahim pada Allah, ketika Allah minta Ismail sebagai kurban? Ismail adalah anak yang luar biasa dinanti setelah sekian lama, kemudian ketika terlahir Allah meminta nyawanya pada sang ayah..Apakah itu hal yang mudah? of course nope!! Jangankan minta Ismail, orang jaman sekarang, mutusin pacar haramnya aja susaaaahnya minta ampun, udah kaya dimintain apa aja..

See? ujian kepercayaan saling berpaut erat dengan banyak sifat positif lainnya kaya rela berkorban, sabar, ikhlas, dan husnudzon. Tanpa rasa sabar, ikhlas, postive thingking, sebuah kepercayaan tidak akan terbentuk sempurna!!
Allah adalah variabel tetap dalam kehidupan kita, variabel bergeraknya adalah waktu, dan kondisi. Waktu akan terus berjalan, dan kondisi akan berubah. Manusia (orang-orang yang kita cintai), harta benda, kesehatan, kecantikan, kekuasaan semuanya hanya icon yang akan sirna oleh perubahan waktu. Daaaan, sayangnya kebanyakan kita justru fokus berlebihan pada variabel bergerak itu, yang hanya sesaat akan kita miliki..

Allah menguji kepercayaan kita, dengan menyimpan satu per satu hal disekeliling kita, yang pelan-pelan kita cintai, kemudian pada saat yang telah ditentukan Ia mengambil kembali apa yang sudah dicintai. Kemudian Allah berikan lagi hal-hal baru yang kelak akan kita cintai, dan hilang lagi. Teruuus seperti itu.
Allah menguji kepercayaan kita dititik terlemah diri kita hingga di titik terkuat diri kita. Jadi sebenernya ungkapan, “Apa yang Allah berikan pasti yang terbaik” itu bukan sekedar kata-kata penghibur, itu adalah bentuk kepercayaan kita. Kepercayaan juga sangat erat dengan rasa cinta. Karena kepercayaan berhubungan dengan pengorbanan. Dan cinta adalah pengorbanan.

Ketika kita mencintai sesuatu (orang tua, suami,anak, sahabat), Allah akan menguji apakah kita mencintai orang tua kita, suami kita, anak dan sahabat kita lebih besaaar daripada kita mencintai Allah? Maka Allah ambil mereka yang kita sayangi untuk melihat respon kita, apakah kita bisa menerimanya dengan sabar, ikhlas dan tetap husnudzon? ataukah kita uring-uringan ga jelas, bahkan kita jadi benci pada Allah atas takdir yang diberikan?

Hidup tidak lain adalah serangkaian ujian. Sangat bodoh, bila sampai tua masih saja kita tidak menyadari bahwa disetiap ujian, seharusnya kita bisa terus memperbaiki diri. Beruntunglah mereka yang setiap diuji sadar diri dan berusaha menunjukkan performa terbaiknya sebagai seorang hamba Tuhan.
Perjalanan hidup anak Adam tidak lebih dan tidak kurang dari sebuah perjalanan cinta antara kita dan Tuhan. Saya mencintai orang tua saya, suami saya, anak saya, sanak-keluarga, tapi diatas itu semua kita harus mencintai Allah melebihi apapun termasuk melebihi cinta pada diri sendiri..

Ketika hanya karena ingin pacaran, kita menghianati Allah, sudah kelihatan jelas seperti apa kualitas kita. Mungkin inilah hikmah kenapa surga dibangun 7 lapis, pun neraka dibagun 7 lapis.

Siapa sih super-hero kita? pacar kita? yaelah, suami kita aja belum tentu akan selalu ada disamping kita, belum tentu bisa nurutin kemauan kita, buat apa loyal-loyal amat ama manusia?
Coba liat deh baik-baik, Tuhan kita itu ga pernah absen ngeliatin kita, dengerin kita, jagain kita. Dia yang paling tau tentang kita melebihi siaaaaapaaa pun termasuk suami kita. Dia yang paling sayang sama kita melebihi siapapun didunia ini. Dia yang berkali-kalipun dilupakan oleh kita, tapi ga pernah bosen untuk terus menjaga kita. Dia adalah super-hero satu-satunya yang selalu ada diberbagai situasi dan kondisi terpelik-pun. Disaat tidak seorang pun termasuk orang yang paling kita cintai dapat menolong kita, Dia ada disana..
Manusia (baca keluarga, suami, sahabat) bisa menghianati mu. Tapi Allah ga akan pernah seperti itu. Ga akan..Itu adalah jaminan dan harga mati. Manusia tidak pantas diperbandingkan dengan Allah..ga pantas..

Bila kita menghianati Allah hanya karena seseorang, percaya deh bukan tidak mungkin suatu waktu dimasa depan, orang yang kita bela-belain dengan mengorbankan Allah akan melukai kita (senjata makan tuan). Tidak ada kebaikan yang bisa diambil dari perbuatan jahat. Sesuatu yang dimulai dengan hal yang tidak baik, tanpa tobat, akan berakhir tidak baik. Udah banyaklah contohnya .

Hidup kita tergantung dari bagaimana kita lulus dari ujian ini. Disetiap yang hilang dan kita korbankan ikhlas karena Allah, pasti akan Allah ganti dengan yang lebih baik . Alam semesta tak akan diam dari mendoakan orang-orang yang tulus berkorban karena ketakwaannya kepada Allah..

Ayo sadar diri bahwa hidup adalah rangkaian ujian, berikan performa terbaik, dan jangan pernah lupa untuk berdoa agar senantiasa diberi kemampuan melalui ujian-ujian kehidupan dengan baik.

Jumat, 26 Februari 2016

Ketika Harus Melepaskan Cinta

Melepaskan...

Hidup ini selalu berputar, tak selamanya kita berada dibawah dengan semua kepedihan dan tak selamanya kita diatas dengan segala kesenangan. ALLAH Maha Adil..

Hanya Allah ya yang Tahu mana yang terbaik untuk hamba Nya..

Ada perih disudut hati, ketika kita cerita tentang segala yg kita alami.. Setelah sekian lama kita bertahan Setelah sekian lama kita memendam luka.

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan. Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan..

Tetapi ada saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang bukan kerana orang itu berhenti mencintai kita melainkan kerana kita menyedari bahawa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

Sebenarnya kita berat melepaskan karna:
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kebahagiaan kita sangat bergantung pada orang itu.
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita merasa dia itu istimewa dibandingkan dengan yang lain.
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita takut tidak dapat menemui yang seperti dia lagi.
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika begitu banyak saat-saat indah bersamanya, sentiasa terbayang di benak kita.
* Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika hati kita berkata “Aku sangat mencintainya”.

Ingatlah..
Melepaskan bukanlah berakhirnya melainkan awal dari suatu kehidupan baru..
* Kita harus melepaskan seseorang karna kebahagiaan kita tidak tergantung padanya.
* Kita harus melepaskan seseorang karna kita menyedari yang istimewa belum tentu yang terbaik buat kita.
* Kita harus melepaskan seseorang karna kita tahu jika Allah mengambil sesuatu, Dia telah siap memberi yang lebih baik.
* Kita harus melepaskan seseorang ketika saat-saat indah hanyalah tinggal masa lalu.
* Kita harus melepaskan seseorang karna kita logika kita “tidak ada lagi yang dapat dipertahankan”.

Segala sesuatu ada waktunya, ada saat mempertahankan dan ada saat melepaskan…!

Kadangkala Allah mempertemukan kita dengan orang yang tidak tepat sebelum mempertemukan kita dengan orang yang tepat supaya kita bersyukur akan belajar daripada kurniaNYA dan belajar daripadanya …

Ketika harus melepaskan seseorang yang memang sangat berpengaruh pada kehidupan kita itu memang sulit. Kata ikhlas mungkin mudah tapi dalam penerapannya butuh waktu yang lama. Ketika Allah tidak menggariskan kita dengan seseorang yang kita inginkan/harapkan!!!
Tapi itulah kehidupan, kadang tidak berpihak sepenuhnya pada kita. Tapi yakinlah janji Allah akan selalu tepat.
Semoga yang belum menemukan jodoh lekas dipertemukan dengan jodoh yang terbaik.

Wanita Mencintai Pria yang Mencintainya

Mencintai bukan hanya dari dalam hati. Mencintai tidak egois. Mencintai bersumber dari dalam diri dan memancar dengan tindakan yang bertujuan membahagiakan yang dicintainya.
Seorang pria yang mencintai wanitanya akan selalu berusaha mentransfer kasih sayangnya kepada wanita itu. Pria itu menyukai semua hal yang melekat pada si wanita, dari sifat terbaik hingga terburuknya. Pria itu tidak akan meninggalkan si wanita ketika wanita itu marah padanya. Daripada meninggalkan, yang dilakukannya adalah meminta maaf meskipun tidak bersalah dan berusaha sekuat tenaga membuat si wanita tersenyum kembali. Pria yang mencintai seorang wanita selalu tahu semua hal yang disukai dan tidak disukai oleh si wanita. Pria itu bukannya menghakimi, melainkan berusaha menghargai preferensi si wanita. Pria itu akan menahan keinginannya untuk membanggakan diri dan dengan sabar mendengarkan semua cerita dari si wanita. Meskipun telah sangat bosan atau mengantuk, pria itu akan selalu berkata, “iya” atau mengangguk-anggukkan kepalanya ketika si wanita sedang mengeluhkan pekerjaan atau temannya. Meskipun harus merendahkan harga dirinya untuk merayu seorang wanita yang sedang merajuk, ia akan dengan setia menunggu hingga si wanita mau memaafkannya. Ketika si wanita sedang terpuruk, pria yang mencintai akan berusaha mengangkat kembali kepercayaan diri si wanita dengan mengingatkan segala kelebihan si wanita. Meskipun harus keberatan mengangkat belanjaan satu bulan atau menunggu berjam-jam di pinggir jalan, ia akan mengeluh tapi tetap melakukannya. Mengapa? Bukan karena ia takut dimarahi si wanita, tetapi karena ia tidak tega membuat si wanita kesusahan. Akhirnya, ketika semua cara dilakukan kemudian si wanita memilih pria lain karena begitu banyak alasan, si pria akan merestui keputusan si wanita. Meskipun hati pria itu sakit, yang terpenting baginya adalah kebahagiaan si wanita. Itulah bentuk dari mencintai!
Salah besar bila seorang pria yang kebetulan dianugerahi materi melimpah kemudian membanjiri si wanita dengan barang-barang mahal dan berharap telah mendapatkan hati si wanita selamanya. SALAH BESAR! Mungkin ada banyak wanita yang rela menikahi pria kaya yang tidak mengerti cara mencintai. Namun, wanita tersebut tidak benar-benar mencintai si pria kaya. Sebenarnya, yang dicintainya adalah harta pria tersebut. Pria kaya itu tidak pernah mendapatkan hati si wanita seutuhnya. Pria kaya itu adalah alat yang dipakai si wanita untuk menikahi harta melimpah yang didambakannya. Begitu pula ketika seorang wanita rela menikahi pria berkuasa atau pria terkenal. Yang dicintai wanita tersebut adalah kekuasaan atau ketenaran, bukan si pria. Itulah yang sebenarnya terjadi!
Hal yang paling menakjubkan dari ini semua adalah sifat setia seorang wanita pada pria yang dicintainya.

Jangan pernah remehkan penilaian dan intuisi seorang wanita!
Wanita selalu tahu siapa pria yang mencintainya dengan sepenuh hati dan siapa yang tidak. Namun, seperti yang telah kita bahas sebelumnya, mencintai juga harus dengan cara yang tepat. Mencintai adalah suatu kata kerja bukan kata benda. Bentuk dari mencintai adalah tindakan nyata. Buah dari mencintai adalah kebahagiaan orang yang dicintai. Laksana bunga, mencintai adalah air yang menyirami bunga tersebut dan orang yang dicintai adalah bunganya. Sang bunga akan mekar berseri karena air yang selalu dicurahkan dengan rutin oleh si pencinta.

Kamis, 25 Februari 2016

Jika ini jalan untuk ku

Aku telah kehilangan sebuah pilihan didalam hidupku, setelah apa yang menjadi pilihan hatiku tak pernah kutemukan lagi...

Aku yang akan terus berjalanan dalam takdirku, sesungguhnya tidak ada lagi kebahagiaan yang aku miliki didalam hidupku, namun sisa-sisa jalan hidup ini harus terus aku lewati meski harus kulewati didalam kesendirianku...

Apakah yang harus kucari lagi didalam hidup ini, selain menuntaskan langkah-langkah jalan takdir dan melewatinya dengan rasa kekosongan...

Senin, 22 Februari 2016

Riana ( Part 1)

Melihat senyumnya, sebuah kebahagiaan untukku. Menatap binar matanya, kesejukan tersendiri buatku. Berada di sampingnya, kenyamanan yang tak pernah ku harap berakhir, hari itu, dan sampai kapan pun. Mencintainya, anugerah terindah yang diberikan Tuhan untukku. Menjaga, menyayangi, melindunginya, adalah hal termahal dalam sejarah cerita cintaku.
Mungkinkah kau rasakan itu, cintaku? Aku masih di sampingnya, memetik senar gitar untuk ku mainkan lagu permintaannya.

“Menatap indahnya senyuman di wajahmu, membuatku terdiam dan terpaku… mengerti akan hadirnya cinta terindah…”
Ia tersenyum lagi. Kali ini lebih manis dari dua puluh menit yang lalu kami berdiam di sini. Ku lanjutkan lagi bait demi bait lagu yang ku hafal. “Aku ingin engkau selalu… hadir dan temani aku… di setiap langkah yang meyakiniku… kau tercipta untukku… sepanjang hidupkuu…”. Aura bahagia terpancar dari wajah manisnya. Aku mencubit gemas pipinya yang chubby, lalu tentu saja, diiringi gerutu dan omelan darinya. Ya, dia. Riana ku.
Riana. Dengan wajah supermanis empat puluh lima watt yang mampu meluluhkanku dalam hitungan detik. Pipinya yang chubby seperti pear, membuatku tak henti mencubitnya ketika kami bersama. Matanya sedikit sipit. Kulitnya tidak putih, kuning langsat khas Indonesia. Rambutnya lurus sebahu, namun tetap terlihat manis dengan poninya yang pendek. Mungkin cupid telah melesatkan panahnya ke hatiku, sehingga aku mengenal dan mencintai Riana.
Ya, Gadis cantik dan manis yang kini duduk di sampingku.

“Sampai kapan aku slalu bersama dengan mu”
Riana menunduk dalam. Aku menatapnya. “Sampai kapan pun sayang”Riana memandangku Lalu memelukku. Aku membalas pelukannya. Mengecup keningnya. Mencoba meyakinkannya bahwa aku selalu ada untuknya.
“Selama beberapa hari ini aku sangat bahagia, kau selalu ada buat buatku riana, besok kau akan pergi,  tolong jangan pergi secepaat itu, aku tak ingin kau pergi dari ku” pinta ku pada pujaan hati.
“aku juga pasti akan merindukan kamu sayang, tapi maaf aku tak bisa menunda kepergian ku, aku sangat mencintai mu sayang?” sahut riana yang sambil membujuk ku..

Hari ini riana pulang, aku pun bersiap-siap untuk menemui riana.
“Riana, kau jadi mau berangkat hari ini?” iya,  "Mama ku sudah menunggu ku aku sudah siap untuk  berangkat". Namun sebelum sempat ia pergi, aku mengecup kening  dan memeluk nya dengan erat seakan aku enggan melepas nya kekasihku itu .

Kring..kring...suara panggilan dari ponsel riana mengagetkanku dan Riana. Sontak, Riana melepaskan pelukannya dariku, dan menjaaawab telpon dari mama nya.
“Sayang waktu nya aku untuk pergi,
I Love You,” ujarnya pelan.
“ aku hanya mengangguk paham" Hati-hati ya, jawab ku
Aku menatap kepergian Riana. Sampai akhirnya Riana menoleh dan membalas tatapanku.

Setelah melepas kepergian Riana aku pun melanjutkan langkah untuk kembali kerumah. Tanpa aku sadari aku menangisi, tangisan yang enggan berpisah dari nya.

Persimpangan Jalan

Aku berada di persimpangan jalan, antara terus mempertahankan hubungan ini atau untuk mulai mencari hubungan yang baru dengan orang lain. Terlalu banyak kenangan indah dengan dia. Aku benar-benar masih menyayanginya karena dia cinta pertama ku. 

Ibu ku mengatakan berulang-ulang padaku, “kamu akan menemukan yang terbaik”. Diumurku yang sudah kepala dua ini, aku pun paham bahwa orang tua adalah bagian yg sangat penting dalam hidup seseorang. Jangan pernah pandang sebelah mata pemikiran orang tua kita. Mereka telah hidup jauh lebih lama dibandingkan kita. Istilahnya mereka telah banyak makan asam garam kehidupan ini. Akhirnya aku pun menyimpulan: Inilah saatnya aku menutup buku kisahku dengan orang itu dan mulai menulis buku kisahku dengan orang yg lebih baik bagiku dan dapat menerimaku apa adanya.

Jangan katakan ini tidak pedih, hatiku masih sangat sakit karena dia. Namun apa mau dikata? Aku harus membuang tentang dia . Aku terus mengulang-ulang kalimat penutup yg ibu ku sampaikan padaku, “kamu akan menemukan terbaik.”

S E M U

Mentari pagi yang terus setia menghiasi pagi dengan keindahan, namun ternyata tak seperti cintanya, yang ku pikir selalu bersama ku, selalu ada untukku. Ternyata aku salah, dia telah berubah.

“KECEWA”
Mungkin hanya itu yang bisa kukatakan, saat orang yang kucintai, masih kucintai. Namun apa yang Ia rasa tak sama lagi seperti ku.
Namun aku mencoba tepis semua itu, aku mempercayainya, aku tetap menyayanginya sepenuh hati, aku mencoba pendam rasa sakitku sendiri. Tak sedikit pun aku mencoba mengeluh dengan keadaan, aku yang hanya mencintai nya, tanpa ada yang peduli. Namun aku terus berjalan, aku terus menempuh jalan yang aku tau telah buntu, jujur aku tak tau apa penyebab sebenarnya namun aku mencoba diam.

Aku yang selalu menunggunya, berharap memeluknya, dan berharap dia menghampiri ku dan menyadari bahwa selama ini Ia salah.
Namun ternyata aku salah, tepat dimana tanggal bahagia, yang kuanggap sebagai hari dimana aku ingin memulainya dari awal, dan  memulai semua nya dengan kata KITA kembali, namun di waktu itu juga, sebuah pisau tajam menusuk relung jantungku, tepat di hari itu aku kehilangannya.

Diam, diam dan diam, terus dan terus diam, tanpa ada yang tau menangis. Di tengah derasnya hujan, aku masih tetap menunggu, menunggu sebuah harapan masa depan ku datang dan menjemputku membawa ku pergi menuju istana indah yang Ia siapkan untukku. Namun aku lagi dan lagi salah. Harapan ku hampa, aku masih sendiri, hanya suara jangkrik dan suara nyanyian hujan yang masih menemaniku malam itu. Tak ada satu pesan pun yang memberitahuku tentang kabarnya. Tentang dirinya atau pun tentang apa lah itu..

“AKU MENYERAH!!!”
Bagai disambar geledek dan tertusuk ribuan duri. Hatiku rasanya sakit sekali melihat nya memeluk seseorang, jelas wajah nya yang begitu tampak bahagia bersama orang itu. Banyak ku liat foto-foto mesra mereka. Ternyata ini lah jawaban dari semua penantian ku.
Aku mencoba menjalani kehidupan ku yang baru. Dia sudah benar-benar tenggelam, hilang dari ingatan ku. tak aku biarkan satu orang pun mencoba mengungkit kembali tentang aku dan dirinya lagi. Cerita itu sudah benar-benar ku kubur, dan ku anggap mati.
Hari ini aku menemukan hal baru di hidupku, aku menemukan sosok yang aku rasa bisa mengerti ku. Bisa membawa ku melupakan masa lalu ku. Namun meski sudah menerimanya, tak mudah ternyata aku memberikan hati ku untuknya, tahu kenapa? karena CINTA ku masih bersamanya. Seseorang yang kuanggap masih menjadi kekasih ku meski semuanya jelas semu.

"PERNIKAHAN"
Sebuah jalan pintas yang ku ambil untuk meangakhiri semuanya, semua jalan semu. Meski aku tau akhirnya aku harus menyakiti, aku coba tuk berusaha mencintai, dan mencoba untuk tetap meneruskan segalanya.

Minggu, 21 Februari 2016

Jodoh Rahasia Allah

Seperti biasa, setiap bertemu kerabat dekat, selalu saja ditanya, “Kapan mau menikah? Jangan nunggu lama-lama...”

Aku pun sudah terbiasa dan sudah mulai pandai menjawab, “Hehe masih seleksi nih.” atau “Doain yaa semoga segera menikah.”

Kalau dibilang santai, tentu saja tidak santai. Aku mulai merasa kok tidak enaknya belum punya pendamping hidup di usia 23 tahun ini. Ada rasa sedikit iri melihat orang-orang jalan dengan pasangannya apalagi yang sudah punya anak. Meskipun mereka yang punya pasangan atau anak belum tentu lebih bahagia dari pada aku. 

Walaupun demikian, tetap saja hidupku terasa kurang. Aku terlahir sebagai wanita sehingga wajar saja aku ingin menjalankan fungsiku hidup di dunia ini. Apalagi kalau bukan menjadi istri dan ibu. Meskipun banyak juga yang mengatakan aku masih, usia belum di atas 30 tahun. Aku juga dapat berpikir dan aku punya keinginan sendiri. Di imajinasiku, aku dapat mengkhayalkan jika aku telah berumur 40 tahun aku punya anak-anak usia remaja dan sudah menikmati hidup bersama mereka.

Demi mewujudkan itu, mulai dari awal tahun ini aku pun berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Aku ingin sekali dipertemukan dengan jodohku. 

Aku harus mulai berserah diri pada Allah. Bukan hanya diam saja, tetapi fokus pada perbaikan diriku karena Allah sudah berjanji bahwa wanita yang baik adalah untuk pria yang baik.

Kita tidak pernah membayangkan apa yang Allah persiapkan untuk kita. Allah tahu yang terbaik bagi kita. Belum tentu apa yang kita anggap baik itu baik juga menurut Allah. Allah akan persiapkan dia untuk kita. Allah akan berikan jodoh dari jalan yang tidak terduga dan dalam bentuk yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Jodoh kita itu tidak akan bimbang, tidak akan datang lalu hilang, tidak akan membuat hidup kita lebih rumit. Jodoh kita akan tinggal meskipun kita “menolak” berkali-kali. Dia akan mencari sejuta cara untuk bersama kita.

Rabu, 17 Februari 2016

Perjalanan Kehidupan

Renung-renung malam sepi dalam untaian nada tak bersuara hanya merintih, menangis, sedih, luka bagai terkulai lemas. Aku dan jiwaku terpaku dalam nada-nada yang tak bisa di ungkapkan kata demi kata, bait demi bait, dan alur demi alur. Cerita panjang yang akhirnya kandas dalam perjuangan sesaat.

Melawan takdir adalah hal yang paling tidak mungkin dilakukan oleh seorang manusia tidak berdaya seperti kita, mengubah arang menjadi api, mengubah debu menjadi asap, mengubah angin menjadi hujan, mengubah air mata menjadi tawa. Semua itu adalah hal-hal tersulit yang tak dapat di tembus akal manusia seperti kita, berjuang untuk hidup atau berjuang untuk berkuasa.

Hari yang satu dengan hari yang lain telah berlalu membawa pahit duka nestapa yang begitu mendalam. Merubah alur menjadi jalan panjang yang tak berketentuan arah. Aku dan perjalanan hidupku kini mulai melarikana diri dalam hutan-hutan cemoohan, hutan-hutan hinaan, hutan-hutan makian dan perulangan yang tak dapat dipungkiri baik atau buruknya.

Aku kian bertanya dalam dengki dan dendam. Mengubah kata maaf menjadi bencana panjang. Aku tak sanggup membawa semua beban yang terkulai lebar sendiri, membawa lari darah yang membawaku dalam ajal kematian.

Tapi, kini kesadaranku mulai nyata adanya, bahwa aku dalam hidup ini harus yakin akan merpati putih yang baik dan penuh tanya, memaafkan semua, membuatnya menjadi indah pada waktunya.

Berlarilah dengan mulia dalam hidup yang penuh dusta nestapa, berlarilah dengan membawa kehancuran. Yakinilah semua berubah dengan indah dan nikmat, penuh rasa, penuh suka cita, baik cepat atau lambat, kelak dunia akan membuktikan kebenaran mutlak

Senin, 15 Februari 2016

Terlalu Cepat Kesurga

Aku tumbuh seperti layaknya anak-anak lain sebayaku, tapi aku merasakan ada yang beda dengan diriku. Orang yang lebih dewasa disekitarku menganggap diriku punya pikiran lebih dewasa dari umurku. Aku mempunyai 3 saudara dan seorang ibu, aku masih ingat bahwa sampai sekarang aku tak pernah mengenal kata ‘ayah’ apalagi untuk memanggil seseorang dengan sebutan itu. Aku iri saat teman-temanku berbicara tentang ayahnya yang hebat, acara liburan dengan ayahnya yang menyenangkan, sedang aku tak pernah merasakannya. Aku sering bertanya kepada ibuku tapi dia selalu menjawab, “ayah ada di surga menunggu kita” Untuk itulah aku sering mencoba memahami pola pikir orang dewasa, mendengarkan dengan cermat apa saja yang mereka bicarakan dan mereka lakukan, aku hanya ingin cepat besar dan aku ingin tahu kenapa ayah terlalu cepat untuk kesurga sehingga aku tak bisa seperti teman-temanku yang mempunyai seorang ayah.

Aku Hanya Permainan

Rindu adalah ketika kita menginginkan bertemu dengannya, bicara langsung, atau bahkan hanya sekedar melihat saja. Itulah yang aku rasakan sekalipun keadaan ku dan dia memang sudah tak bersama lagi, Karena banyak hal yang menurutku dia hanya main – main setelah beberapa kejadian yang kualami di hubungan kami. aku sudah berulang kali berfikir dan berfikir, membolak balik kisah kami sampai pada akhirnya aku menemukan kata ” You will   find a better one”. Jangan fikir ini mudah, sungguh ini sangat pedih sekali. Tapi aku masih bisa merindukannya setelah banyak kekecewaan yang kudapat.

Karena rindu ini, aku tergerak untuk datang kerumah nya, dengan tujuannya hanya sekedar melihat dia bagaimana. Sepanjang perjalanan aku begitu menyesali hubungan yang pernah ada, karena akhirnya seperti ini, Aku memohon kekuatan untuk bisa menerima kenyataan bahkan sampai menitikkan air mata. Tibalah saatnya rumah nya yang ku maksud, dan aku masuk kedalam , pemandangan yang pertama kulihat adalah dia sedang bersantai dengan keluarga nya dan setelah dia memang menghampiriku seperti biasa, seperti tak ada masalah, seperti dia tak punya beban apa – apa. aku diam tanpa mengucap satu kata pun karena aku melihat foto-foto mesra nya bersama perempuan yang  dia kata kan hanya sekedar teman. Disana aku juga baru tau ternyata keluarga nya tak menyukai ku. Setelah beberapa lama kami menjalin hubungan yang aku rasa ini hubungan yang serius, tapi sekarang mereka katakan lain  "anak mereka belum bisa menjalin hubungan dengan siapa pun" mendengar semua itu aku hanya terpaku dan meneteskan air mata "ya Allah ternyata begini kenyataannya hanya aku saja yang bodoh, yang sakit, yang menangis, yang kehilangan, yang berjuang, yang drop mikirin ini semua sedangkan dia seperti tak ada apa – apa bahkan dia bisa tertawa lebar di depanku, serta orang tua nya yang menurut ku angkuh dan sombong" apa yang kulihat bisa kusimpulkan bahwa hubungan kami untuknya hanyalah permainan. Dia bermain di dalam keseriusanku. sekarang aku harus menikam hatiku sendiri setiap detik, karena dihatiku saat ini masih ada dia, dengan sejuta kenangan tentang dia.

Rindu yang datang harus benar – benar kutahan, kubur dalam – dalam. Sudah terlalu sakit . Aku yang salah terlalu mencintai, terlalu buta terhadap kesalahan – kesalahan yang selalu aku maklumi tanpa aku memikirkan kebahagiaanku. Tapi Allah sangat sayang terhadapku dia menunjukkan siapa orang yang aku banggakan itu, yang aku cintai itu, yang aku harapkan itu. Tapi menurutku aku yang terlalu lama mengulur waktu untuk bisa ambil keputusan sampai lukanya seperti ini.

Terimakasih ya Allah semoga aku bisa lebih bijak lagi, dan semoga engkau mempertemukan aku dengan jodohku, jodoh yang terhebat, imam dunia akhirat, yang sukses, yang tertampan untukku dan yang pastinya terbaik dari dia yang telah menyakitiku.

Hari ini kau telah mati untukku, kau telah tiada, kau ternyata semua tak seindah yang ada dalam benakku.

Minggu, 14 Februari 2016

Janji-janji Busuk

Berawal pada tgl 10 Septermber 20013 ada beberapa pesan dan panggilan tak terjawab di phonsel ku. saat itu aku menerima pesan dari seseorang yang ingin mengenalku lebih jauh, awal nya aku tak begitu menanggapi nya. Setelah beberapa hari aku mengenali nya lewat handphon, kami pun bertemu  di sebuah taman, pertama bertemu aku merasa biasa saja. Pertemuan itu bukan hanya sekali itu. entah mengapa aku merasa nyaman saat bersama nya  dan merasa asyik bercerita dengan nya  dan akhirnya kami pun pacaran. jujur saja awal nya aku hanya menerima cinta nya hanya untuk sekedar saja. tapi ntah mengapa semakin hari aku semakin menyayangi nya. disaat aku mulai menerimanya memasuki hatiku alangkah terkejut nya aku melihat foto mesra dia bersama seorang wanita di email nya, aku saat itu sungguh tak menentu. kecewa, kesal, marah semua jadi satu dan dia menjelaskan pada ku itu mantan kekasih nya namun ia lupa untuk menghapus kiriman email itu,
aku pun menpercayai nya. Akan tetapi setelah itu aku mendapat kabar kalau dia sudah punya pacar yang tinggal di tempat yang sama dengan nya, aku pun langsung menanyai hal itu dan wanita itu mengatakan kalau ia memang pacar nya, tapi dia juga menyangkal nya dan bersumpah dengan menyebut nama Allah dan akhir nya aku tetap memilih mempercayai nya, walaupun aku sudah ragu pada nya. 

Semua yang pernah di sampaikan oleh wanita itu benar ada nya..

Dia slalu meyakinkanku dengan janji-janji dan sumpah nya, dan pada akhir nya aku sendiri melihat dia memeluk wanita lain, seperti tersambar petir melihat itu semua, karna aku slalu mempercayai sumpah dan janji2 nya itu. Aku disini berharap menunggu  diri nya tapi dia disana bercinta dengan kekasih baru nya.

Ada Apa dengan Mereka


Ini hidup saya. Biarkan saya menjalaninya dengan cara saya sendiri. Jalan pikiran kita berbeda, tidak semua yang ada di pikiranmu bisa saya terima atau bisa saya ikuti.

Hidup terlalu singkat untuk terus mencari-cari kesalahan orang lain, untuk terus menertawakan duka orang lain.

Saat ini, kehidupan saya serasa seorang “artis terkenal”. Semua gerak-gerik
saya seperti selalu di bidik para
paparazi yang tak lain dan tak bukan
mereka adalah kerabat dan tetangga saya sendiri

mereka terus bergunjing di belakang saya. bahkan ada beberapa yang berpura-pura bersimpati pada saya, bermanis kata memberi nasehat, yang pada akhirnya saya tau dia hanya menginjak-injak harga diri saya.

Mengapa mereka selalu membicarakan saya, seolah-olah selalu menyalahkan apa saja yang saya saya lakukan. Saat saya sendiri, saya disalahkan. Saat saya berteman, saya disalahkan, lalu apa mau mereka ??
Mengapa mereka terlalu peduli pada kehidupan saya?? Mengapa mereka sangat suka membicarakan kehidupan saya ??

Jika mereka menyebut saya orang yang selalu ingin di spesial-kan, coba  beritahu saya hal apa yang membuat mereka mengatakan saya selalu ingin di spesial-kan ??

bukankah semua yang kalian lakukan pada saya hanya menunjukkan seberapa besar rasa iri kalian pada saya, seberapa ingin kalian menjadi seperti saya??
Pernahkan saya merugikan kalian ??
Lalu, pernahkah saya bergunjing atau membicarakan masalah pribadi atau hal yang bisa menyinggung kalian ??
pernahkah kalian mendengar saya membicarakan kalian yang asik dan bangga dengan perjalanan kehidupan kalian yang mana itu sama skali tidak melibatkan saya??